Pesona Patung Rp 52 Miliar di Baubau, Sulawesi Tenggara, Ini Faktanya!

Pesona Patung Rp 52 Miliar di Baubau, Sulawesi Tenggara, Ini Faktanya!

Baubau, Sulawesi Tenggara – Kota Baubau kembali menjadi sorotan publik setelah patung monumental senilai Rp 52 miliar resmi berdiri di salah satu kawasan strategis kota. Patung ini tidak hanya menjadi ikon baru, tetapi juga menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara karena ukuran besar, desain unik, dan filosofi yang terkandung di dalamnya.


Sejarah dan Tujuan Pembangunan Patung

Patung ini dibangun sebagai bagian dari program pemerintah daerah untuk memperkuat identitas budaya dan meningkatkan pariwisata. Dengan biaya mencapai Rp 52 miliar, pembangunan patung memakan waktu kurang lebih dua tahun, melibatkan arsitek lokal, seniman, dan tenaga ahli konstruksi.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Baubau, tujuan utama pembangunan patung adalah:

  1. Menjadi ikon kota Baubau yang mudah dikenali.
  2. Meningkatkan kunjungan wisatawan melalui daya tarik monumental dan unik.
  3. Mengangkat nilai sejarah dan budaya masyarakat Sulawesi Tenggara.

Desain dan Filosofi Patung

Patung yang berdiri dengan tinggi lebih dari 25 meter ini menampilkan desain yang merepresentasikan kearifan lokal Baubau, mulai dari motif tradisional hingga simbol sejarah kerajaan Buton.

Setiap detail patung memiliki makna filosofis tersendiri, misalnya:

  • Tangan patung yang terbuka, melambangkan keramahan masyarakat Baubau.
  • Ukiran pada tubuh patung, mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah Kerajaan Buton.
  • Posisi berdiri yang kokoh, menandakan keteguhan dan kemajuan kota.

Selain itu, patung ini dilengkapi sarana pencahayaan malam hari, sehingga dapat menjadi daya tarik wisata 24 jam, khususnya bagi pengunjung yang ingin berfoto di malam hari.


Dampak Pariwisata dan Ekonomi

Pemerintah daerah berharap patung monumental ini dapat menjadi magnet pariwisata baru, menarik wisatawan domestik dan internasional. Dampak positif yang diharapkan antara lain:

  1. Peningkatan kunjungan wisata, terutama bagi wisatawan yang tertarik dengan sejarah, seni, dan budaya.
  2. Pemberdayaan ekonomi lokal, seperti pedagang makanan, penginapan, dan transportasi wisata.
  3. Promosi budaya Sulawesi Tenggara, sehingga ikon ini dikenal luas di tingkat nasional maupun internasional.

Beberapa paket wisata bahkan mulai memasukkan patung ini sebagai destinasi utama dalam tur kota Baubau, memberikan pengalaman edukatif sekaligus hiburan bagi pengunjung.


Respons Warga dan Media Sosial

Warga Baubau menyambut patung ini dengan antusias, banyak yang memandangnya sebagai simbol kebanggaan kota. Di media sosial, foto-foto patung monumental ini tersebar luas, menjadi konten populer yang mempromosikan pariwisata lokal.

Meski ada sebagian masyarakat yang mempertanyakan besarnya biaya pembangunan, mayoritas sepakat bahwa manfaat jangka panjang bagi pariwisata dan ekonomi kota lebih besar dibandingkan pengeluaran awal, info lebih lanjut kunjungi di sini:
◉ https://gribjayabaubau.org/wisata/pesona-patung-rp-52-miliar-di-baubau-sulawesi-tenggara-ini-faktanya/
◉ https://gribjayapalu.org/wisata/upacara-bendera-di-bukit-selena-palu-kenalkan-periwisata-sulawesi-tengah/
◉ https://gribjayakendari.org/hukum/siswa-sman-12-kendari-berlumuran-darah-gegara-dikeroyok-11-pelaku-ditangkap/
◉ https://gribjayabitung.org/pendidikan/analisis-bmkg-soal-penyebab-gempa-m-52-di-bitung-sulut/
◉ https://gribjayakotamobagu.org/nasional/wakil-wali-kota-kotamobagu-pimpin-upacara-penurunan-bendera-merah-putih-dalam-rangka-hut-ke-80-ri/


Kesimpulan

Patung senilai Rp 52 miliar di Baubau, Sulawesi Tenggara, bukan sekadar monumen mahal, tetapi simbol budaya, sejarah, dan kemajuan kota. Dengan desain unik dan filosofi mendalam, patung ini memperkuat identitas kota dan membuka peluang pariwisata baru.

Bagi wisatawan, patung ini menjadi destinasi wajib saat mengunjungi Baubau, memberikan pengalaman visual dan edukatif yang menarik sekaligus mempromosikan kearifan lokal Sulawesi Tenggara ke kancah nasional dan internasional.